Personal Phylosophy - Perjalan Panjang Menjelajah Samudera Perguruan Tinggi

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Itulah yang saya alami setelah lulus dari LPP Tridharma Ciamis. Saya masih mesara belum percaya diri untuk melamar pekerjaan. Saya kembali merasa ilmu yang diperoleh selama setahun belum cukup. Saya harus kembali belajar dan belajar. Hingga akhirnya saya memilih melanjutkan pendidikan saya ke jenjang DIII. Sebuah pilihan yang tidak direncanakan sebelumnya.
Perjalanan menempuh bangku DIII bisa dikatakan tidak begitu mulus. Pendidikan yang telah saya selesaikan 3 tahun, harus dibayar dengan Ijazah yang keluar di tahun ke 4 dikarenakan manajemen kampus yang kurang baik. Tapi saya masih bersyukur, walaupun saya belum mendapatkan Ijazah, saat itu saya ditawari mengajar di salahsatu SMK di daerah saya.

Kembali saya harus dihadapkan pada pilihan. Mengajar di SMK atau melamar kerja dengan tanpa ijazah DIII. Menjadi Guru Honorer atau melamar ke perusahaan. Dengan berbagai pertimbangan sayapun memilih opsi pertama.

Menjadi seorang guru bukan hanya dibutuhkan kemampuan teknis untuk mengajar atau mentransfer materi pelajaran dan memberikan penilaian diatas kertas atas hasil belajar siswa saja, tetapi menjadi seorang guru juga harus mampu untuk mendidik siswa. Mendidik disini maksudnya bahwa guru harus menjadi teladan bagi siswa, dan harus mampu menularkan dan menanamkan sifat dan sikap yang mengandung nilai-nilai positif serta mendidik moral bagi kepribadian mereka. Selain itu yang tidak kalah penting bahwa peranan guru harus mampu untuk menginspirasi, memotivasi, dan membantu mereka dalam menggali potensi dirinya serta meyakinkan mereka bahwa mereka pasti akan berhasil. Dengan demikian, idealnya seorang guru merupakan sosok yang mengajarkan apa yang telah ia lakukan dan melakukan apa yang telah ia katakan.
Bulan-bulan pertama mengajar merupakan masa adaptasi yang tidak mudah. Selain latar belakang pendidikan saya yang bukan dari fakultas kependidikan, juga dipengaruhi oleh kurangnya sarana dan prasarana di SMK tempat saya mengajar.

Setelah saya mendapatkan ijazah DIII, saya kembali melajutkan pendidikan di jenjang Sarjana. Saya memilih program kelas karyawan yang memungkinkan saya untuk tetap mengajar dan belajar dengan beriringan. Namun menjalani kuliah sambil bekerja tidak semudah yang saya bayangkan, dikarenakan jarak kampus yang harus saya tempuh relatif jauh. Setiap minggu selama 1 tahun saya harus menempuh perjalanan ± 100 km menuju kampus STMIK Bandung. Sebuah perjalanan yang panjang. Akhirnya tahun 2012 saya berhasil berlabuh di  perguruan tinggi dengan gelar S.Kom.

Post a Comment